Archive for Juni, 2010

pendidikan nonformal sebagai subsistem dalam supra sistem pendidikan nasional

Sistem pendidikan nasional terdiri atas tiga subsistem yaitu subsistem pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Semua subsistem ini berkaitan dan saling menopang antara satu dengan yang lainnya. Setiap subsistem memiliki kedudukan yang sama dalam sistem pendidikan nasional.

Pendidikan nasional membina dan mengembangkan subsistem pendidkan formal, nonformal dan informal. Pendidikan nonformal, menurut The South East Asian Ministery of Education Organization (melalui Sujdana, 2004: 46) , adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas yang di dalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar subsistem pendidikan formal, sehingga seseorang atau kelompok memperoleh informasi, latihan, dan bimbingan sesuai dengan tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya. Tujuannya ialah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, ketermpilan dan nilai-nilai yang memungkinkan bagi seseorang atau kelompok untuk berperan serta secara efisien dan efektif dalam lingkungan keluarganya, pekerjaanya, masyarakat, dan bahkan negaranya.           Satuan pendidikan nonformal meliputi kelompok belajar, kursus, dan satuan pendidikan yang sejenis. Atau lebih singkatnya menurut Coombs (melalui Sudjana, 2004: 22) adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya.

Sehubungan dengan Tri-Pusat Pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal, mengisyaratkan bahwa program pendidikan formal berpusat pada lingkungan sekolah dengan satuan sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Program pendidikan nonformal berpusat pada lingkungan masyarakat dan lembaga dengan berbagai jenis pendidikan antara lain pendidikan umum, pendidikan keagamaan, pendidikan jabatan kerja, pendidikan kedinasan, dan pendidikan kejuruan. Pendidikan informal berpusat pada keluarga dan lingkungan kegiatan belajar secara mandiri. Dengan demikian pusat kegiatan pendidikan terjadi dalam lingkungan sekolah, masyarakat/lembaga, dan keluarga. Pendidikan nonformal dan pendidikan informal tersebut menjadi wilayah kajian dari garapan pendidikan luar sekolah.

Garapan pendidikan luar sekolah berpusat pada lingkungan masyarakat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan luar sekolah (Sinombing, 2001: 53) adalah:

a. Kebutuhan masyarakat akan pendidikan luar sekolah.

b. Kesediaan mendengar suara masyarakat.

c. Kelenturan program pembelajaran yang selalu siap disesuaikan dengan kebutuhan calon warga belajar.

d. Keanekaragaman program pembelajaran

e. Program pembelajaran yang tidak dirancang untuk mengejar ijazah tetapi untuk kebermaknaan bagi masyarakat.

f. Kurikulum dikembangkan sesuai kebutuhan warga masyarakat.

Leave a comment »

kelebihan pendidikan nonformal

Pendidikan nonformal, menurut The South East Asian Ministery of Education Organization, adalah setiap upaya pendidikan dalam arti luas yang di dalamnya terdapat komunikasi yang teratur dan terarah, diselenggarakan di luar subsistem pendidikan formal, sehingga seseorang atau kelompok memperoleh informasi, latihan, dan bimbingan sesuai dengan tingkatan usia dan kebutuhan hidupnya.

Kehadiran pendidikan nonformal, terutama di negara-negara sedang berkembang, dipandang telah memberikan berbagai manfaat. Pendidikan ini dipandang memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan pendidikan formal. Penyelenggaraan program pendidikan formal pada umumnya memperoleh kritik dalam tiga segi yaitu biayanya yang mahal, kurangnya relevansi dengan kebutuhan masyarakat, dan fleksibilitasnya kurang. Mahalnya biaya penyelenggaraan program pendidikan formal disebabkan oleh waktu belajar yang lama dan terus menerus, pengelolaan pendidikan yang sentralistik, dan penggunaan sumber daya secara intensif. Kurangnya relevensi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat disebabkan oleh kurikulum yang lebih bersifat akademis, menyamaratakan peserta didik, dan cenderung terpisah dari kehidupan masyarakat sekitar. Rendahnya fleksibilitas pendidikan formal disebabkan oleh bentuk dan isi programnya yang konvensional, kepercayaan yang berlebih-lebihan terhadap dominasi sekolah dan pengaruh pendidik (guru), serta pengawasan yang seragam secara nasional.

Berawal dari kelemahan pendidikan formal tersebut. Maka di sini peranan dari pendidikan nonformal menjadi sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Pendidikan nonformal hadir dengan struktur program yang lebih luwes, biaya lebih murah, lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, serta memiliki program yang fleksibel. Sehingga pendidikan nonformal memiliki peranan yang sangat besar bagi mereka yang tidak berkesempatan memenuhi kebutuhan pendidikannya melalui jalur persekolahan atau jalur formal. Sehingga pendidikann nonformal juga memiliki kedudukan dalam sistem pendidikan nasional yaitu sebagai subsistem dari sistem pendidikan nasional bersama dengan pendidkan formal dan informal untuk tercapainya tujuan dari sistem pendidikan nasional.

Leave a comment »

nasihat

jika sendiri, janganlah merasa sepi. Ada Allah yang mengawasi

jika sedih, jangan dipendam dalam hati. Ada Allah t4 berbagi

jika susah jangan menjadi pilu. Ada Allah T4 mengadu

jika gagal jangan putus asa. Ada Allah t4 meminta

jika bahagia janganlah menjadi lupa. Ada Allah t4 memuja

IngatLah Allah, niscaya Allah mengingatmu. . . .

Leave a comment »