Pemberdayaan Masyarakat

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Waktu dan Tempat Pelaksaan Observasi

Observasi dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2011 di Desa Keblukan RT 08 RW  01 Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

 

B.       Nara Sumber

Nara sumber dari observasi ini yaitu Kepala Desa Keblukan Bapak Mudjijana dan bidan Desa Keblukan Ika Widdya L. Am. Keb

 

C.      Gambaran Umum Kondisi Masyarakat Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terkait dengan kondisi masyarakat di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, apabila dilihat sekilas tampak kondisi masyarakat tersebut cukup baik. Namun setelah kami kaji lebih dalam ternyata tampak bahwa kehidupan mereka sebenarnya masih belum sejahtera. Kelihatannya mereka hidup sejahtera dengan tempat tinggal layak huni dilengkapi dengan perabot rumah tangga yang lengkap, bahkan hamper setiap KK punya Hand Phone dan mampu kredit sepeda motor. Akan tetapi setelah kami lakukan pengkajian lebih dekat lagi ternyata semua hanya bagus dari luar saja. Hal ini terjadi karena adanya budaya persaingan dalam masyarakat Desa Keblukan. Budaya hidup bersaing mendorong mereka untuk selalu terlihat lebih unggul dari tetangga-tetangga mereka. Sebenrnya jamban saja mereka tidak punya, dan pendidikan anak-anak mereka juga terbengkalai. Pendidikan anak rata-rata hanya sampai SD dan SMP saja. Hal ini berakibat pada pada tingginya angka pengangguran di Desa Keblukan terutama para pemudanya. Karena pendidikan mereka yang rendah ditambah motivasi mereka yang rendah pula sehingga menyebabkan banyak pemuda di Desa Keblukan tidak produktif, hanya menganggur di rumah saja.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Permasalahan

Dari observasi yang telah kami lakukan di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung, kami menemukan banyak permasalahan yang yang dihadapi oleh masyarakat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Dari banyak masalah yang ada di masyarakat tersebut ada dua masalah yang kami anggap menarik dan perlu segera ditemukan pemecahan masalahnya. Kedua masalah tersebut adalah masih ditemukannya beberapa KK di Desa Keblukan yang belum mempunyai jamban, masalah yang lain adalah mengenai banyaknya pemuda yang menganggur. Kedua masalah ini muncul dikarenakan oleh kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan. Selain itu masalah tersebut juga disebabkan oleh faktor ekonomi. Kondisi ekonomi yang rata-rata menengah ke bawah menyebabkan mereka tidak mampu membangun jamban serta tidak mampu menyekolahkan anknya hingga perguruan tinggi. Kebanyakan pendidikan masyarakat di Desa Keblukan hanya sampai Sekolah Dsar atau SMP saja. Mungkin dikarenakan pendidikan mereka yang rendah itu sehingga menyebabkan pemudanya tidak produktif atau banyak yang menganggur. Di Desa Keblukan terdapat 47 pemuda terdiri dari 15% pelajar, 10% bekerja, 5% menikah muda dan sisanya adalah pengangguran.

Selain menyebabkan bnyaknya pemuda menganggur di Desa Keblukan pendidikan yang rendah juga menyebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan pentingnya jamban. Desa Keblukan memiliki 5 dusun dan 3 RW, jumlah KK ada 573, sedangkan yang punya jamban kira-kira baru 316 KK. Jadi sekitar 257 KK belum punya jamban. Bagi mereka yang belum punya jamban biasanya mereka nebeng ke tempat tetangga yang sudah punya jamban atau biasanya mereka buang air besar di sungai dekat rumah mereka.

Di desa Keblukan sudah pernah diadakan stimulant jamban oleh Pemerintah Daerah Temanggung. Program tersebut berawal dari desa siaga yang memiliki FKD (Forum Kesehatan Desa). Dari FKD inilah kemudian diadakan stimulant jamban dengan cara FKD memberikan jamban geratis pada warga. FKD memperoleh dana dari ADD (Anggaran Dana Desa), namun karena jumlah ADD yang terbatas sehingga menyebabkan tidak semua KK dapat merasakan manfaat dari program tersebut.  

B.     Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan setelah dilakukan analisis kebutuhan terhadap warga masyarakat di Desa Keblukan maka masyarakat di Desa Keblukan masih membutuhkan sosialisasi atau penyuluhan tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), penyuluhyan tentang PHBS dimaksudkan untuk membentuk pengertian pada warga mengenai arti penting perilaku hidup bersih dan sehat. Setelah mereka mengerti tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan mereka akan sadar dan tergerak untuk mau membangun jamban di tempat tinggal masing-masing.

Sedangkan dalam rangka mengatasi masalah pengangguran di  Desa Keblukan akan diadakan pelatihan bagi para pemuda. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi para pemuda. Pelatihan yang akan diberikan berupa pelatihan beternak bebek. Pelatihan ini disesuikan dengan kondisi di daerah Desa Keblukan yang merupakan derah persawahan dan banyak aliran-aliran sungai, mengigat karakteristik bebek cocok di tempat sehingga peloatihan beternak bebek dijadikan perencanaan program untuk mengatasi masalah kepemudaan di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

 

 

 

 

C.    Rencana Program

1.      Rencana Program I

a.      Pendahuluan

1)        Nama Program

Nama program penyuluhan ini adalah “Penyuluhan PHBS bagi masyarakat Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung”.

2)        Latar Belakang

Tingkat kesadaran akan arti pentingnya kesehatan di Desa ini sangat kurang. Ini dibuktikan dengan masih banyaknya KK yang belum mempunyai jamban dirumahnya. Faktor yang menyebabkan masyarakat belum mempunyai jamban  yaitu antara lain karena kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk membangun jamban dan ada juga yang karena faktor ekonomi. Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, kami merencanakan program tentang penyuluhan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih bagi masyarakat Desa Keblukan. Diharapkan dari penyuluhan ini masyrakat menjadi sadar akan arti pentingnya kesehatan terutama jamban bagi kehidupan mereka sehari-hari.

3)      Tujuan program

Tujuan dari program ini yaitu:

a)      Masyarakat mengetahui tentang pentingnya kesehatan

b)      Masyarakat mampu umtuk menerapkan pola PHBS dalam kehidupan sehari-hari

c)      Masyarakt mengetahui tentang pentingnya jamban   dan syarat membuat jamban yang sehat.

4)        Manfaat program

Manfaat dari program ini yaitu:

a)      Masyarakat sadar akan pentingnya jamban

b)      Masyarakat mampu menerapkan program PHBS

c)      Menjadikan masyarakat yang bersih dan sehat.

b.        Rencana Program

1)        Rencana penyuluhan

Di dalam rencana penyuluhan terdiri dari tujuan penyuluhan, sasaran, materi, penyuluh (nara sumber), evaluasi output, dan evaluasi outcome.

a)    Tujuan penyuluhan

Tujuan dari penyuluhan ini yaitu:

(1)          Masyarakat mampu mengetahui tentang manfaat PHBS

(2)          Masyarakt mengetahui tentang sepuluh indikator PHBS

(3)          Masyarakat mampu mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat BAB sembarangan

(4)          Masyarakat mampu mengetahui tentang jamban yang memenuhi syarat kesehatan.

b)   Sasaran

Penyuluhan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

c)    Materi

Materi yang diberikan kepada masyarakat adalah berupa materi tentang kriteria perilaku hidup bersih, dampak akibat buang air besar sembarangan, dan kriteria membuat jamban yang sehat.

(1)   Kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Ada sepuluh kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu:

(a)    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehata

(b)   Memberi ASI ekslusif

(c)    Menimbang balita setiap bulan

(d)   Menggunakan air bersih

(e)    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

(f)    Menggunakan  jamban sehat

(g)   Memberantas jentik dirumah setiap seminggu sekali

(h)   Makan buah dan sayur setiap hari

(i)     Melakukan aktifitas fisik setiap hari

(j)     Tidak merokok didalm rumah.

(2)   Dampak akibat buang air besar sembarangan

Dampak yang ditimbulkan akibat BAB sembarangan antara lain :

(a)    Akan mencemari lingkungan akibar bau tak sedap

(b)   Menimbulkan beberapa gangguan kesehatan yaitu diantaranya menimbulkan penyakit diare, disentri, muntaber, gatal-gatal, cacingan, malaria, kolera, thipus dll

(c)    Akan mengganggu pemandangan sekitar.

(3)     Kriteria membuat jamban yang sehat

Ada tujuh kriteria membuat jamban yang sehat, yaitu:

(a)      Tidak mencemari air

(b)     Tidak mencemari tanah permukaan

(c)      Bebas dari serangga

(d)     Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

(e)      Aman digunakan oleh pemakainya

(f)      Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan bagi pemakainya

(g)     Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan.

d)     Penyuluh (nara sumber)

Penyuluh berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, PUSKESMAS Tepusen dan Bidan Desa Keblukan.

e)      Evaluasi output

Evaluasi dilakukan dengan cara mengamati peserta pada saat mengikuti kegiatan penyuluhan. Indikator keberhasilan dilihat dari antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.

f)       Evaluasi outcome

Diharapkan setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat sadar akan arti pentingnya jamban bagi kehidupan sehari-hari. Dan masyarakat juga mampu untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam kehidupan mereka.

2)    Rencana penyelenggaraan

a)      Promosi

Promosi dilakukan dengan tujuan untuk menarik perhatian warga masyarakat sehingga mereka tertarik untuk berpartisipasi dalam penyuluhan mengenai PHBS. Promosi dilakukan dengan cara melakukan sosialisasi pada masyarakat.

b)      Kerjasama

Penyuluhan ini bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, PUSKESMAS dan bidan desa setempat.

c)      Pendampingan

Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat akan diberi dana yang berasal dari ADD (Anggaran Dasar Desa) yang ditujukan kepada masyarakat yang belum mempunyai jamban. Tetapi tidak semua masyarakat yang akan diberi dana, hanya masayrakat yang benar-banar tidak mampu saja yang akan diberi dana

 

 

 

 

 

 

2.      Rencana Program 2

a.         Pendahuluan

1)      Nama Program

Pelatihan Beternak Bebek untuk Pemuda di Desa Keblukan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.

2)      Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, kemajuan dalam berbagai aspek tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada lapisan masyarakat yang tertinggal didalamnya. Hal ini bukan merupakan kesalahan dari pemerintah sepenuhnya karena kesadaran dari masyarakat juga masih kurang dalam pembangunan yang mempunyai tujuan untuk menyejahterakan pada umumnya.

Masyarakat setempat merupakan penduduk dengan perekonomian yang relatif masih rendah sehingga tidak semua warga dapat mengenyam bangku sekolah sebagaimana mestinya. Karenanya banyak ditemukan pemuda yang menganggur dan berdampak pada pernikahan usia dini.

Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan yang muncul merupakan dampak dari rendahnya pendidikan sehingga konsep pemikiran individu yang ada masih terlampau kolot dan kental dengan tradisi yang sudah lama menetap didaerah tersebut.

3)      Tujuan Program

Perencanaan program pelatihan budidaya bebek untuk pemuda mempunyai beberapa tujuan, diantaranya yaitu :

                                                (1)     Menumbuhkan motivasi dan harapan baru yang muncul setelah mengikuti pelatihan.

                                                (2)     Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mencari nafkah sebagai seorang pemuda yang kelak akan menjadi pemimpin dalam kehidupan rumah tangganya.

                                                (3)     Mengurangi angka pengangguran didaerah setempat melalui pelatihan yang akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

4)      Manfaat Program

Dengan mengikuti pelatihan budidaya bebek untuk pemuda maka akan dirasakan manfaatnya dalam berbagai hal, misalnya yaitu warga pelatihan mendapat relasi baru sehingga dapat menjalin kerjasama yang kemudian dapat berkembang menjadi lebih maju. Warga juga dapat lebih memahami cara yang tepat untuk beternak bebek sehingga tidak membuang banyak waktu.

5)      Rencana Program

a)        Rencana Pembelajaran

1.        Tujuan Pembelajaran

(a)      Pemuda paham mengenai bibit bebek yang unggul

(b)      Pemuda mampu mengetahui hama atau penyait dari bebek

(c)      Pemuda mampu memahami cara-cara yang tepat dalam pemeliharaan dan perawatan bebek, sehingga bebek akan menghasilkan telur yang berkualitas

2.        Warga Belajar

Warga belajar pelatihan difokuskan pada pemuda daerah setempat yang belum mempunyai pekerjaan tetap atau pengangguran.

3.        Materi

Materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah materi tentang bagaimana pemilihan bibit calon induk, perawatan bibit dan calon induk, jenis penyakit yang dapat menyerang bebek, bagaimana melakukan perawatan dan pemeliharaan bebek, dan yang terakhir adalah tentang perawatan kandang.

a.         Pemilihan bibit dan calon induk

Pemilihan bibit bebek yang unggul ada 3 cara yaitu

          Membeli telur tetas dari induk bebek yang dijamin keunggulannya

          Memelihara induk bebek yaitu pejantan dan betina unutk mendapatkan telur tetas kemudian meletakkan pada mentok, ayam atau mesin tetas

          Membeli DOD ( Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya dari dinas peternakan setempat. Ciri DOD yang baik tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.

b.        Perawatan bibit dan calon induk

Bibit DOD yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salh rawat. Adapun penanganannya dilakukan dengan cara menempatkan bibit pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah temperatur diusahakan tersebar secara merata, makan dan minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumnya perlu ditambah vitamin/mineral.

c.         Hama atau penyakit yang diderita bebek

Jenis penyakit yang biasa terjangkit pada bebek adalah :

          Penyakit Duck Cholera

Penyebabnya karena bakteri Pasteurela avicida. Gejalanya yaitu mencret, tinja kuning dan kehijauan. Pengendaliannya dengan cara sanitasi kandang, pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.

           Penyakit Salmonellosis

Penyebabnya karena bakteri typhimurium. Gejalanya yaitu pernafasan sesak dan mencret. Pengendalian dengan cara sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone, atau dengan sulfadimin yang dicampur air minum.

d.        Cara perawatan dan pemeliharaan bebek

Cara untuk pemeliharaan bebek antara lain :

          Sanitasi dan tindakan preventiv

Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.

          Pengontrol penyakit

Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.

–      Pemberian pakan

Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu).

          Pemeliharaan kandang

Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.

4.        Pendidik

Pendidik didatangkan dari Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung.

5.        Metode dan Teknik Pembelajaran

Metode dan tekhnik pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan materi dan teori kepada peserta pelatihan, setelah semua materi dan teori tersampaikan pada peserta pelatihan kemudian peserta pelatihan diajak untuk mengunjungi tempat peternakan bebek sehingga mereka bisa melihat langsung bagaimana cara beternak bebek.

6.        Evaluasi output

Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk sekedar melihat keberhasilan program. Evaluasi dilakukan saat program pelatihan dilaksanakan yaitu dengan menggunakan metode observasi dan juga melakukan wawancara kepada peserta pelatihan mengenai pengalaman mereka selama kegiatan sosialisasi apakah mereka mampu menerima dan memahami dengan baik apa yang disampaikan oleh tim pelatihan atau sebaliknya, selain itu juga akan ditanyakan mengenai minat peserta pelatihan untuk menerapkan ilmu yang mereka peroleh dari pelatihan. Dari sinilah akan diketahui tingkat keberhasilan dari program pelatihan..

7.        Evaluasi outcome

Setelah mengikuti sosialisasi dan pelatihan ini, diharapkan pelatihan tersebut dapat memberikan keterampilan tambahan bagi pemuda dan pelatihan beternak bebek bisa menjadi alternative usaha baru bagi mereka. Selain itu juga diharapkan dengan terlaksananya program ini dapat mengurangi angka pengangguran di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

b)       Rencana Penyelenggaraan

(1)     Promosi

Promosi dilakukan dengan cara menyebarkan undangan kepada pemuda karang taruna Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

(2)     Pendampingan

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan akan diberi pendampingan berupa pembagian  buku panduan tentang kiat-kiat sukses beternak bebek.

(3)     Kerjasama

Pelatihan ini bekerjasama dengan Dinas Peternakan Kabupaten Temanggung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

 

Dari hasil observasi yang dilakukan di Desa Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung ditemukan dua fenomena menarik dalam masyarakat. Yaitu yang pertama adalah masalah budaya hidup bersaing dalam masyarakat. Masyarakat saling bersaing dan ingin selalu terlihat lebih dibanding tetangga-tetangganya, namun setelah dikaji lebih dekat ternyata hidup mereka masih belum dapat dikatakan sejahtera karena belum semua KK memiliki jamban. Masalah yang kedua adalah masalah pemuda menganggur di Desa Keblukan. Di Desa Keblukan banyak pemuda yang menganggur, hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Keblukan rendahnya pendidikan disebabkan karena faktor ekonomi, ekonomi yang rendah menyebabkan orang tua tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai sekolah tinggi. Selain pendidikan yang rendah tingginya angka pengangguran di Desa Keblukan juga disebabkan karena rendahynya motivasi para pemuda.

Dalam rangka mengatasi kedua masalah tersebut maka disusun dua perencanaan program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Program yang pertama adalah program penyuluhan tentang PHBS untuk memberikan sosialisasi tentang pola hidup bersih dan sehat bagi masyarakat, melalui penyuluhan ini diharapkan masyarakat sadar tentang arti penting jamban sehingga mereka tergerak untuk membangun jamban di tempat tinggal masing-masing. Sedangkan program untuk mengatasi pemuda yang menganggur dilakukan dengan cara memberikan pelatihan beternak bebek. Melalui program ini pemuda akan diberi keterampilan hidup beternak bebek untuk kemudian keterampilan tersebut dapat mereka gunakan untuk alternatif usaha.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Andi Herman. 2008. Rumah Tangga Sehat. Diakses dari http://mediaphbs.wordpress.com pada tanggal 18 januari 2011.

 

Albar . 2008. Perkenalan dengan Media PHBS. Diakses dari http://mediaphbs.wordpress.com pada tanggal 18 Januari 2011.

 

Salimmadjid. 2009. Pengetahuan dan Tindakan Masyarakat dalam Pemanfaatan Jamban Keluarga. Diakses dari http://datinkessulsel.wordpress.com pada tanggal 18 Januari 2011.

 

Cepiar. 2007. Berbagai Peluang Beternak Itik. Diakses dari http://cepiar.wordpress.com pada tanggal 19 Januari 2011.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar